Butterfly

Gambar
  Namaku Lyra,aku mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Mira. Mira merupakan satu-satunya keluarga kandungku yang masih tersisa didunia ini,kedua orangtuaku meninggal ditempat pada saat kejadian kecelakaan beruntun dulu,meninggalkan aku yang pada saat itu berusia 14 tahun bersama Mira yang bahkan masih balita sebatang kara. Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana kejadian sebelum kami sadar bahwa kedua orang tua kami tidak akan pernah kembali lagi. Mira yang pada saat itu sedang tertidur pulas didekapanku,terbangun secara tiba-tiba lalu menangis menjerit memanggil mama papa berulang kali , aku yang pada saat itu masih setengah mengantuk,berusaha menenangkan Mira. Beruntung tangisan adikku bisa dihentikan dengan cepat,Mira yang masih sesenggugkan kembali tertidur lelap dengan mata sembab dan pipi gembilnya yang memerah uhh...gemasnya. Aku baru menyadari bahwa suasana rumah terasa sangat sunyi, apa mamah dan papah belum pulang, batinku. Sebelum aku mendengar s...

Ketika Bidadari Menyapa di Gerbong Kereta

Hasil gambar untuk anime girl on train gif

“Tuuut tuuuutt....”

Suara kereta seketika menerobos keramaian dalam deretan gerbong berjalan. Roda-roda besi berdetak dan berputar seirama di atas rel yang seolah tidak ada ujungnya menemani perjalananku. Udara dalam gerbong yang terasa pengap nyatanya membuat aku merasa kesal. Namun, perasaan itu tiba-tiba hilang ketika ada yang menghampiri dan menyapaku. Seorang bidadari.

“Permisi mas mau tanya.”

Suara lembut seorang bidadari menyapa dan melenyapkan rasa kesalku.

“Iya mbak, ada apa?”

“Saya ingin ke alamat ini, sebaiknya turun di stasiun mana ya mas?”

Sembari menunjukkan selembar kertas kecil dan akupun membaca tulisan di atasnya dengan seksama.

“Kebetulan sekali mbak. Mbak bisa turun bareng saya di stasiun Kertosono.”

“Oh terima kasih mas.”

Mungkin bisa dibilang dewi fortuna sedang berpihak padaku. Entah darimana bidadari cantik ini datang dan menghampirku. Secara kebetulan kursi penumpang kami pun berjejeran.

Paras bidadari di sampingku sungguh menawan, apalagi dengan balutan kain merah muda yang menutup mahkotanya. Tiba-tiba saja ada perasaan penasaran yang menggodaku. Aku benar-benar ingin tahu siapa dia. Karena grogi aku pun merasa haus. Aku mengambil botol air mineral yang ada di meja kereta. Tidak lupa aku menawarkan pada Dinda, bidadari cantik di sampingku yang kini kuketahui namanya pasca berkenalan. Dinda pergi ke Madiun untuk mengunjungi neneknya.

Kami saling bertukar cerita selama perjalanan. Setelah bercerita ini itu siapa sangka ternyata Dinda tidak hanya cantik tetapi juga humoris. Aku dibuat kagum hanya dalam hitungan menit. Dalam hati ada harapan aku bisa mengenalnya lebih dekat, kalau boleh sampai memasuki hatinya.

“Jadi mas Dika mau pulang kampung?”

“Iya selagi ada kesempatan libur panjang, kangen rumah,”

Tidak pernah kukira kami bisa cepat akrab satu sama lain. Meski baru bercerita tentang aktivitas masing-masing ada rasa nyaman.

Di tengah perjalanan bidadari di sampingku terkantuk dan tertidur. Saat Dinda tertidur waktu terasa panjang. Perjalanan terasa lama sekali. Bangku penumpang di depan kami kosong setelah seorang pria turun di stasiun Mojokerto. Aku berganti tempat duduk. Sekarang aku duduk di depan Dinda. Bukan apa-apa. Karena aku ingin agar Dinda bisa rebahan lebih leluasa. Setelah duduk di depannya semakin jelas wajahnya yang memikat. Rasanya tangan ini begitu dingin. Mengapa perasan kagum selalu muncul saat aku melihatnya. Apalagi melihat dia yang sedah tertidur. Ada kepolosan yang terpancar dari paras manisnya.

“Tut tuuut...”

Lamunanku buyar ketika Dinda terbangun dan bertanya.

“Sudah sampai mana ini mas?

“Sebentar lagi sampai, Dinda siap-siapin semua barang yang dibawa aja.”

Rasa sesak datang. Sepertinya ada kesedihan dan ketakutan akan perpisahan. Tidak lama setelahnya kereta berhenti di stasiun tujuan kami. Apakah kesempatan ini harus aku lepas begitu saja? Aku tidak ingin perkenalan kami berhenti sampai di sini. Akhirnya aku memberanikan diri mengajaknya bertukar nomor telepon. Aku mengantarkan Dinda mencari becak untuk mengantarkannya ke alamat yang dia tuju. Setibanya di pangkalan becak, dengan berat hati aku mengucapkan selamat tinggal. Namun, dalam hati tetap ada harapan semoga akan ada pertemuan manis selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Butterfly

Pekerjaan 'Cinta'

Me 23 vs 17