Butterfly

Gambar
  Namaku Lyra,aku mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Mira. Mira merupakan satu-satunya keluarga kandungku yang masih tersisa didunia ini,kedua orangtuaku meninggal ditempat pada saat kejadian kecelakaan beruntun dulu,meninggalkan aku yang pada saat itu berusia 14 tahun bersama Mira yang bahkan masih balita sebatang kara. Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana kejadian sebelum kami sadar bahwa kedua orang tua kami tidak akan pernah kembali lagi. Mira yang pada saat itu sedang tertidur pulas didekapanku,terbangun secara tiba-tiba lalu menangis menjerit memanggil mama papa berulang kali , aku yang pada saat itu masih setengah mengantuk,berusaha menenangkan Mira. Beruntung tangisan adikku bisa dihentikan dengan cepat,Mira yang masih sesenggugkan kembali tertidur lelap dengan mata sembab dan pipi gembilnya yang memerah uhh...gemasnya. Aku baru menyadari bahwa suasana rumah terasa sangat sunyi, apa mamah dan papah belum pulang, batinku. Sebelum aku mendengar s...

Mimpu Buruk Datang Atas Nama Putra


Mimpi itu selalu datang dengan cara dan cuplikan gambar yang sama. Semua yang dia sentuh selalu basah karena musim hujan sedang di puncaknya. Bahkan ketika ia sentuh pipinya walau ia terlindung di bawah atap lorong sekolah. Bayangan-bayangan yang selalu menghantuinya di masa lalu.  Bayangan itu menunjukkan sebuah bentuk, siluet dari dua tubuh yang berdekatan, menempel. Orang bilang ketika kau dihadapkan pada sesuatu yang sangat kau takuti justru akan membuatmu tidak bisa memalingkan wajah. Mimpi itu selalu datang dengan cara yang sama, tapi juga berakhir dengan cara yang sama. Hal terakhir yang ia ingat adalah kedua siluet tubuh itu memalingkan wajah ke arahnya, lalu rasa takut tersebut terpancar di kedua wajah yang basah yang terpaku.

“Daftar anak OSIS baru ada di kamu?” tanya Ketua Osis, Bary yang begitu masuk ke ruangan langsung menghampiri Yuna yang lagi duduk di meja komputer. “Yep, ada di aku, udah aku print, nih,” balasnya sambil menyerahkan lembaran kertas yang isinya data anak OSIS baru yang akan menggantikan pengurus tahun ini. “Sip, rapatnya dimulai setengah jam lagi, tolong keperluan yang lain disiapkan,” dengan titah dari Ketua OSIS ini anak-anak pengurus lainnya langsung menjawab dan sibuk dengan kerjaan masing-masing. Yuna yang belum sadar bahwa mimpi buruknya akan datang di saat yang tidak terduga sebentar lagi juga sibuk menyiapkan agenda OSIS yang baru untuk disebar ke pengurus tahun ajaran baru.

Mimpi itu kini datang dengan cara yang berbeda, dalam wujud yang berbeda. Lebih tinggi, suaranya lebih dalam, tapi selalu ada hal yang tidak pernah berubah, tatapan matanya masih selalu bikin jantung Yuna berhenti berdetak. “Sori telat, gue gantiin Dani anak 1-B. Anaknya mendadak asma kumat jadi gue wakilin.” Setelah Bary nyuruh dia duduk yang letaknya di seberang Yuna barulah mata mereka bertemu. Ada rasa saling mengenali di sana, kaget, kemudian muncul tatapan yang Yuna curigai adalah rasa sedih tapi lalu digantikan dengan ekspresi kosong dan dingin.

Kelas 3 SMP adalah kali pertama Yuna mengenal rasa jatuh cinta. Dan pertama kalinya pula orang yang dia suka menjawab perasaannya dengan cara yang sama. Banyak yang ngasih peringatan ke Yuna kalau Putra bukan tipe cowok yang setia, banyak gossip yang bilang kalau Putra suka main ke tempat-tempat yang seharusnya pelajar ga diizinkan di sana. Dan lagi, Putra adalah anak kelas 1 yang bisanya cuma main-main aja. Tapi cuma Yuna yang tau betapa tulusnya Putra, setidaknya sampai mimpi buruk di hari yang basah itu terjadi.

Dan sekarang, sembari Yuna menjelaskan agenda kegiatan OSIS tahun ajaran baru sama anak-anak pengurus baru, mata Yuna yang berkeliling ruangan ga sekalipun mata Yuna menangkap tatapan mata Putra yang ga lepas dari dirinya. Meski mimpi itu selalu bikin Yuna merasa sesak karena pengkhianatan, ada bisikan kecil di hatinya bahwa suatu hari nanti, mungkin ia akan menyambut mimpi buruk itu dengan tangan terbuka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Butterfly

Pekerjaan 'Cinta'

Me 23 vs 17