Butterfly

Gambar
  Namaku Lyra,aku mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Mira. Mira merupakan satu-satunya keluarga kandungku yang masih tersisa didunia ini,kedua orangtuaku meninggal ditempat pada saat kejadian kecelakaan beruntun dulu,meninggalkan aku yang pada saat itu berusia 14 tahun bersama Mira yang bahkan masih balita sebatang kara. Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana kejadian sebelum kami sadar bahwa kedua orang tua kami tidak akan pernah kembali lagi. Mira yang pada saat itu sedang tertidur pulas didekapanku,terbangun secara tiba-tiba lalu menangis menjerit memanggil mama papa berulang kali , aku yang pada saat itu masih setengah mengantuk,berusaha menenangkan Mira. Beruntung tangisan adikku bisa dihentikan dengan cepat,Mira yang masih sesenggugkan kembali tertidur lelap dengan mata sembab dan pipi gembilnya yang memerah uhh...gemasnya. Aku baru menyadari bahwa suasana rumah terasa sangat sunyi, apa mamah dan papah belum pulang, batinku. Sebelum aku mendengar s...

Sesuatu Buatku



"Jadi kamu penulis sekarang?" Tanya Edgar sambil duduk di kursi sebelah yang dibatasi meja kotak di teras samping rumahnya.

"Eumm, begitulah.

"Nulis apa aja?," sambungnya kembali.

"Banyaklah. Untuk sekarang mayoritas artikel sih tapi aku sedang berusaha menulis beragam tema dan genre. Fiksi juga non fiksi," kataku menjelaskan sambil menatapnya yang tampak ber-O ria sambil manggut-manggut.

"Keren," celetuknya sambil menyodorkan tablet putih miliknya dan membuatku penuh tanda tanya. "Kalau gitu tulis sesuatu buatku donk."

"Sambil nunggu, aku kedalam sebentar buatin jus strawberry kesukaanmu. Barter yang pas kan dan..," Ia menjeda kalimatnya dan menatapku ragu. "Kamu masih suka jus strawberry kan?"

"Hmz, ya," jawabku sambil tersenyum simpul. Edgar pun berlalu pergi dan meninggalkanku bersama tab miliknya.

Aku menatap layar putih kosong ditangan untuk berpikir sejenak. Saat mengalihkan pandangan ke kanan aku bisa melihat pria 25 tahun itu sedang berkutat dengan peralatan dapur yang memang bisa terlihat jelas dari tempatku duduk. Tak sengaja pandangan kami bertemu dan dia tersenyum. Senyuman itu lagi dan lagi. Kembali fokus pada tab di tangan aku pun mulai menulis.

Senyuman itu rasanya hanya kau berikan padaku, meski kau juga tersenyum untuk semua orang.

Senyuman itu lagi kau tunjukkan padaku dan tak pernah berubah sejak dulu.

Hangat, indah dan menggetarkan.

Kecilku selalu menngagumi tentangmu dan mendambakan senyumanmu padaku.

Wajar karena kita bertetangga dan berteman dekat.

Tapi kupikir tidak untuk dewasaku.

Aku merindukan senyuman itu dan rasanya ingin memelukmu tiap melihatnya.

Senyuman itu lagi dan lagi membuatku mengingat segala kepolosan kita.

Aku menyukainya, suka dan selalu suka

Kini kepolosan itu sudah mengikis dan memberikan sebuah jawaban hati.

Kita tak lagi anak-anak dan juga bukan remaja labil.

Cukup dewasa untuk memahami arti getaran di hati yang orang sebut cinta.

Apapun prasangkamu ini hanya sesuatu tentang ketulusan dan kejujuran.

Sesuatu buatmu..

Teman kecilku Edgar,

I Love You

“Hah..,” aku menghela nafas kasar menenangkan debaran jantung yang bertalu kencang. Edgar sepertinya sudah selesai dengan kerjaannya dan berjalan menghampiriku.

“Coba lihat,” tuntutnya sambil meletakkan dua gelas jus strawberry dan mangga juga sepring kue brownies dalam satu nampan hijau yang dibawanya.

“Boleh aku minum jus strawberry-ku dulu? Dan mungkin sedikit mencicipi ini,” tunjukku ke brownies rasa original yang menggoda untuk disantap.

“Tentu saja.”

Hening sesaat dan dia tersenyum lagi melihatku memakan sajiannya. Ku pikir ini lumrah karena kita baru bertemu dan duduk bersama lagi setelah 10 tahun lamanya. Kini, ia dan keluarganya kembali menempati rumah yang berada di samping rumahku. Bertetangga lagi dan mungkin bersama lagi.

“Nih,” sambil menyerahkan tabletnya kembali. Aku sudah menuliskan sesuatu buatmu tentangku. Sesuatu yang layak kau tahu dan aku siap untuk hal baru yang akan terjadi setelah ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Butterfly

Pekerjaan 'Cinta'

Me 23 vs 17